Durasi Baca 4 - 5 Menit
Detergen sering dinilai memiliki dampak yang besar dalam merusak ekosistem. Kandungan surfaktan (ABS) pada deterjen dapat merusak biota air. Tak hanya itu saja, busa yang dihasilkan detergen disinyalir dapat menyebabkan mikroorganisme di dalam air kekurangan oksigen. Belum lagi kemasan deterjen yang rata-rata terbuat dari plastik bisa menambah tinggi pencemaran sampah plastik pada lingkungan. Namun, apakah ada deterjen ramah lingkungan yang dijual di pasaran?
Cara untuk menghindari kerusakan ekosistem dan pencemaran lingkungan karena deterjen adalah dengan memilih deterjen yang benar-benar aman untuk lingkungan. Berikut ini adalah cara yang bisa Anda lakukan untuk memilih deterjen ramah lingkungan.
1. Beli Produk yang Bahannya Telah Diuji Klinis oleh Pemerintah
Setiap produk deterjen bubuk maupun cair yang dijual di pasaran umumnya sudah lolos uji klinis dari pemerintah. Ketika pemerintah menyatakan bahwa bahan-bahan dalam deterjen merk tertentu sudah aman dipakai, maka Anda bisa membeli produk tersebut tanpa ragu.
Adapun Anda harus mengurangi penggunaan deterjen yang mengandung surfaktan. Pasalnya, surfaktan dapat menimbulkan keracunan pada biota air. Selain itu, bahan kimia berbahaya juga berpotensi merusak insang ikan.
2. Kandungan Fosfat Rendah atau Tidak Ada Sama Sekali
Bagi Anda yang belum mengetahui apa itu fosfat, ini merupakan bahan pembentuk yang meningkatkan efisiensi mencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air. Penggunaan fosfat pada deterjen juga tidak dianjurkan. Bahan kimia fosfat berpotensi mengurangi oksigen yang tentu saja akan mempengaruhi pertumbuhan algae.
3. Kandungan NaOH Paling Rendah
Satu lagi bahan kimia yang terdapat pada deterjen, yakni Natrium Hidroksida (NaOH). NaOH juga merupakan salah satu komponen kimia yang menjadi builder bagi deterjen. Pada umumnya, kandungan NaOH pada deterjen bubuk lebih besar dibanding yang terdapat pada deterjen cair.
Baca komposisi bahan yang terdapat pada kemasan deterjen. Usahakan untuk memilih deterjen dengan kandungan NaOH yang rendah atau tidak ada sama sekali. Pasalnya, NaOH bisa membuat tangan terasa panas ketika Anda mencuci pakaian secara manual.
4. Deterjen yang Sedikit Busanya
Mengingat busa deterjen diyakini dapat mengurangi pasokan oksigen pada mikroorganisme di dalam air, maka alangkah lebih baik jika Anda memilih detergen laundry yang kandungan busanya sedikit. Apalagi menurut sejumlah penelitian tidak ada korelasi antara busa dengan kinerja deterjen. Busa yang banyak tidak menentukan bahwa deterjen tersebut benar-benar ampuh membersihkan pakaian.
5. Busa yang Mudah Dibilas
Ciri dari deterjen ramah lingkungan adalah busanya mudah dibilas dengan air. Ketika Anda memakai deterjen yang memiliki busa melimpah, tentu saja Anda akan menghabiskan lebih banyak air untuk menghilangkan busa dan residu sabunnya. Jadi, pilih deterjen yang busanya mudah dibilas sehingga Anda tak perlu menggunakan air lebih banyak lagi.
6. Bahan Pewangi Biodegradable
Sebagian dari Anda mungkin berpikir bahwa pewangi pada deterjen bisa membuat pakaian harum seperti memakai parfum. Sayangnya, parfum yang digunakan dalam deterjen umumnya mengandung bahan kimia yang sangat keras. Sebaiknya pilih deterjen ramah lingkungan sehingga kandungan parfumnya pun lebih rendah dan tidak mencemari lingkungan.
Yuk, jangan tunda lagi untuk memilih deterjen ramah lingkungan. Dengan memakai deterjen yang ramah lingkungan, itu artinya Anda sudah turut mendukung gerakan untuk menjaga kelestarian lingkungan melalui hal-hal kecil. Salah satu produk deterjen ramah lingkungan yang sangat direkomendasikan adalah Rinso Molto. Deterjen ramah lingkungan ini juga sudah dilengkapi dengan pewangi yang akan menjaga keharuman pakaian Anda sepanjang waktu.
