Durasi Baca 3 - 4 Menit
Plastik bukanlah bahan alam, melainkan hasil ciptaan manusia. Produk plastik pertama kali dibuat pada tahun 1862 oleh Alexander Parkes dengan menggunakan bahan selulosa. Awalnya, penemuan pertama Parkes itu disebut parkesine. Proses pembuatan plastik melalui beberapa perubahan hingga bisa jadi berbagai macam produk seperti sekarang ini.
Pada 1907, ahli kimia asal New York bernama Leo Baeklend menghasilkan bahan sintetis pertama yang dikenal dengan sebutan bakelite. Lalu, sejak 1975, plastik dikembangkan oleh Montgomery Ward, Jordan Marsh, dan J.C. Penny, Sears menjadi bahan yang kita kenal seperti sekarang. Plastik adalah jenis makromolekul yang dibentuk dengan proses polimerisasi, yaitu penggabungan beberapa molekul sederhana (monomer) melalui proses kimia menjadi molekul besar (polimer atau makromolekul). Bila terpapar suhu panas dan tekanan, plastik dapat dibentuk ke berbagai bentuk sesuai kebutuhan dalam bentuk batangan, balok, hingga silinder.
Proses Pembuatan Plastik hingga Jadi Barang

Saat ini, plastik diolah menjadi berbagai macam barang yang dipakai sehari-hari, seperti kantong plastik, pembungkus makanan, kemasan botol, dan sebagainya. Berikut ini langkah dalam proses pembuatan plastik secara umum:
● Ekstraksi dari bahan mentah
Proses ini diawali dengan pengambilan bahan mentah yang sebagian besar terdiri dari minyak mentah dan gas alam.
● Proses pemurnian
Proses ini bertujuan mentransformasi minyak mentah menjadi produk petroleum guna menghasilkan zat kimia untuk proses selanjutnya, termasuk monomer (molekul yang merupakan bahan dasar dari polimer). Pada proses ini, minyak mentah dipanaskan di dalam tungku yang kemudian dikirim menuju unit distilasi. Di sini, minyak mentah berat (heavy crude oil) dipisahkan dengan senyawa yang krusial untuk pembuatan plastik. ● Polimerisasi
Pada tahap proses pembuatan plastik ini, minyak gas seperti ethylene, propylene, dan butylene dikonversi menjadi hidrokarbon dengan berat molekul yang lebih tinggi (polimer). Ada dua mekanisme polimerisasi, yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.
● Compounding
Pada tahap ini, beberapa campuran material digabungkan dengan cara pemanasan untuk membuat bahan plastik. Setelah plastik membentuk pelet, selanjutnya masuk ke tahap pencetakan menjadi berbagai bentuk produk. Metode pencetakan plastik ini bermacam-macam, seperti injection molding, ekstrusi, blow molding, dan lain-lain.
Plastik Sulit Terurai, Kurangi Penggunaannya!
Barang berbahan plastik yang sudah tidak terpakai tidak boleh dibakar. Sebab asap hasil pembakarannya berbahaya bila dihirup manusia karena mengandung gas-gas beracun seperti k arbon monoksida (CO) dan hidrogen sianida (HCN).
Di sisi lain, plastik sulit terurai oleh mikroorganisme. Pembuangan plastik ke tanah dapat menyebabkan penurunan populasi fauna tahan karena kandungan mineral organik maupun anorganik dalam tanah akan berkurang. Selain itu, fauna tanah juga jadi sulit mendapatkan oksigen karena plastik yang dipendam dalam tanah akan menghalangi lubang udara.
Karena sulit diurai alam, sampah plastik pun akhirnya banyak menumpuk di mana-mana, termasuk di tempat-tempat yang tidak semestinya, seperti di selokan, sungai, dan laut. Penumpukan sampah plastik itu menyebabkan pencemaran lingkungan dan banjir karena menghambat saluran air.
Oleh karena itu, kita diimbau untuk mengurangi secara drastis pemakaian produk-produk berbahan plastik agar jumlah sampah plastik tidak terus bertambah. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah menggunakan produk rumah tangga ramah lingkungan, misalnya yang dibuat dari kemasan daur ulang, seperti Rinso Detergen kemasan pouch dan Wipol pembersih lantai kemasan botol.